Budidaya Buncis dengan Mulsa Plastik
Jumat, 11 Mei 2018
analisis budidaya buncis,
bibit buncis unggul,
budi daya buncis,
budidaya buncis tegak,
buncis lebat 3,
cara pemangkasan buncis,
menanam buncis di polybag,
tip menanam buncis
Edit
Buncis, siapa yang tak pernah mendengar dan mengenal tanaman ini? Untuk Anda para penyuka sayuran, Anda tentunya tidak asing dengan tanaman yang satu ini. Buncis adalah tanaman jenis polong-polongan ataupun leguminosa. Umumnya untuk bagian yang dimanfaatkan pada tanaman ini adalah dibagian buah, biji, serta bagian daunnya sebagai sayuran. Tanaman buncis yang mempunyai nama latin Phaseolus vulgaris ini mempunyai asal dari benua Amerika, lebih tepatnya di wilayah Amerika Selatan serta Amerika Tengah, kemudian menyebar luas ke belahan negara lain, salah satunya adalah negara Indonesia.
Buncis mempunyai 2 cara tumbuh, yakni tumbuh merambat serta tumbuh dengan posisi yang tegak. Tanaman buncis sendiri bisa tumbuh mencapai ketinggian 60-70 cm kalau tumbuh di posisi tegak, serta bakal bisa tumbuh dengan ketinggian sekitar 3 meter kalau tumbuh secara merambat, yang pastinya dibantu oleh tiang rambat. Buncis rambat juga diketahui bakal memberi hasil yang banyak, mengingat pertumbuhan cabang serta buku bunga buncis yang sedikit lebih banyak. Bunga dari buncis umumnya memiliki warna putih serta bisa berubah menjadi keunguan saat berumur dewasa.
1. Persiapan Lahan
Tanah digemburkan dahulu menggunakan dicangkul atau dibajak sedalam 20-30 cm, kemudian pupuk bokasi bisa Anda tabuarkan dengan takaran 5 ton per ha, lalu dibuat bedengan dengan tinggi sekitar 25-30 cm, lebar dari bedengan sekitar 80-90cm, untuk jarak bedengan sekitar 50-60 cm. Jarak bedengan atau kalen berguna untuk jalan diwaktu pemeliharaan atau perawatan maupuan pemanenan selain guna drainase. Permukaan bedengan dibuatkan melengkung, lalu bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Untuk ukuran mulsa plastik yang digunakan untuk 110-120 cm. Mulsa plastik ini memiliki fungsi menjaga kelembaban tanah, dan mengendalikan pertumbuhan hama gulma, serta juga mengurangi resiko serangan hama dan penyakit dan menjaga tingkat suhu tanah supaya tetap stabil.
2. Pemilihan Bibit
Pilihlah bibit buncis yang masih terlihat bagus, warna cerah, tidak kusut, tak berlubang. Pemilihan bibit yang tepat akan bisa memudahkan perawatan serta memberikan hasil panen yang melimpah ruah.
3. Penanaman Bibit
Buatlah beberapa lubang pada bedengan berkisar 5-10cm dari tepian mulsa plastik, jarak antara lubang adalah 60 cm. Sebelum akan ditanami biji harus dicampur atau aduk dengan memakai insektisida Karbosulfan dengan tingkat dosis sebanyak 25g per 3kg bibit. Masukkan juga biji buncis kedalam lubang, 2 butir biji setiap lubang, selanjutnya tutup dengan menggunakan tanah.
4. Pemupukan Tanah
Ini dilakukan pada ketika sedang olah tanah sebelum bedengan dilakukan, supaya pupuk dasar terpendam dalam bedengan. Komposisinya adalah Phonska 120 kg/ha, ZA 150 kg/ha, phospat 100 kg/ha. Lalu diberikan pupuk lanjutan yang dilakukan pada ketika tanaman berusia 7 – 30 hst, dengan cara campuran air dan pupuk dikocorkan kelubang tanaman dengan memakai takaran 200 – 250 ml tiap lubang tanaman. Komposisinya adalah NPK 35 – 45 kg/ha, insektisida yang bahannya aktif karbofuran 7kg/ha. Pemupukan tersebut dikerjakan 1 minggu sekali. Guna pemupukan seminggu 2-4 kali, telah tak memakai insektisida. Berikan insektisida guna membasmi hama yang terdapat didalam tanah.
Untuk pemupukan selanjutnya dilakukan pada ketika tanaman umur berumur 35 hst serta seterusnya. Komposisinya adalah NPK 280 kg/ha ataupun campuran Phonska + ZA 300 kg/ha. Untuk cara pemupukannya adalah tanah ditugal sedalam 5cm pupuk dimasukkan kedalam lubang lalu ditutup dengan memakai tanah. Jarak pupuk dengan batang tanaman buncis sekitar 5 cm. Pemupukan sendiri bisa dilakukan dengan interval selama 10 – 15 hari.
5. Pemeliharaan dan Perawatan
Penyiangan serta pembersihan gulma dikerjakan 2 minggu sekali. Untuk penyiraman dikerjakan 1 minggu sekali dan sesudah pemberian pupuk ataupun apabila tanah bedengan nampak kering. Cara penyiraman adalah parit dialiri air seperempat dari tinggi bedengan, lalu segera buang air penyiraman supaya bedengan cepat tiris guna menjaga tingkat kelembapan tanah. Pemasangan tajuk dikerjakan saat tanaman berusia 10 hst. Tinggi dari tajuk sekitar 150 – 200 cm supaya batang serta daun bisa berkembang secara leluasa. Anda dapat memasangkan tali gawar atau sering disebut tali salaran guna menghubungkan antar tajuk guna perambatan tanaman.
6. Daftar Hama Penyakit Penyerang Buncis
- Hama Ulat Polong
Ulat penggerek polong ini mempunyai berkepala hitam ini mula-mula mampunyai tubuh yang warnanya hijau pucat, lalu jadi kemerahan. Tubuh ulat polong bentuknya silindris dengan panjang berkisar 15 mm.
- Hama Ulat Penggulung Daun
Ulat penggulung daun ini mempunyai tubuh yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning hingga putih buram. Ulat selanjutnya menjadi kepompong serta akhirnya menjadi ngengat dengan sayap warnanya kuning berbercak hitam.
- Hama Kutu Daun
Kutu daun atau disebut Aphis gossypii mempunyai warna hijau tua sampai hitam ataupun kuning cokelat. Hama ini sering menghasilkan embun madu jadi sering dikerumuni semut. Kutu ini dapat merusak tanaman dengan mengisap cairan yang ada pada tanaman.
- Penyakit Embun Tepung
Penyakit embun tepung bisa diakibatkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan sendiri membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang bentuknya seperti tabung serta bulat telur.
- Penyakit Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium bisa diakibatkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp.phaseoli. Miseliumnya dapat berupa benang yang warnanya putih. Cendawan bisa hidup di dalam tanah serta menginfeksi bagian akar.
- Penyakit Hawar Daun
Penyakit hawar daun sering diakibatkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Bakteri tersebut masuk dan menyerang lewat luka bekas gigitan serangga, saluran dari hidatoda pada tepi daun, stomata, ataupun sistem perakaran tanaman.
7. Pemanenan Buncis
Tanaman buncis ini sudah mulai bisa Anda panen ketika tanaman sekitar 45 hst. Untuk buah yang siap dipetik warnanya putih bersih, padat. Pemanenan bisa dilakukan dengan interval selama 2-3 hari. Pemanenan sendiri bisa dilakukan hingga sebanyak 20 x panen dalam 1 kali budidaya, bergantung juga pada jenis varietas serta cara perawatannya.
Buncis mempunyai 2 cara tumbuh, yakni tumbuh merambat serta tumbuh dengan posisi yang tegak. Tanaman buncis sendiri bisa tumbuh mencapai ketinggian 60-70 cm kalau tumbuh di posisi tegak, serta bakal bisa tumbuh dengan ketinggian sekitar 3 meter kalau tumbuh secara merambat, yang pastinya dibantu oleh tiang rambat. Buncis rambat juga diketahui bakal memberi hasil yang banyak, mengingat pertumbuhan cabang serta buku bunga buncis yang sedikit lebih banyak. Bunga dari buncis umumnya memiliki warna putih serta bisa berubah menjadi keunguan saat berumur dewasa.
1. Persiapan Lahan
Tanah digemburkan dahulu menggunakan dicangkul atau dibajak sedalam 20-30 cm, kemudian pupuk bokasi bisa Anda tabuarkan dengan takaran 5 ton per ha, lalu dibuat bedengan dengan tinggi sekitar 25-30 cm, lebar dari bedengan sekitar 80-90cm, untuk jarak bedengan sekitar 50-60 cm. Jarak bedengan atau kalen berguna untuk jalan diwaktu pemeliharaan atau perawatan maupuan pemanenan selain guna drainase. Permukaan bedengan dibuatkan melengkung, lalu bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Untuk ukuran mulsa plastik yang digunakan untuk 110-120 cm. Mulsa plastik ini memiliki fungsi menjaga kelembaban tanah, dan mengendalikan pertumbuhan hama gulma, serta juga mengurangi resiko serangan hama dan penyakit dan menjaga tingkat suhu tanah supaya tetap stabil.
2. Pemilihan Bibit
Pilihlah bibit buncis yang masih terlihat bagus, warna cerah, tidak kusut, tak berlubang. Pemilihan bibit yang tepat akan bisa memudahkan perawatan serta memberikan hasil panen yang melimpah ruah.
3. Penanaman Bibit
Buatlah beberapa lubang pada bedengan berkisar 5-10cm dari tepian mulsa plastik, jarak antara lubang adalah 60 cm. Sebelum akan ditanami biji harus dicampur atau aduk dengan memakai insektisida Karbosulfan dengan tingkat dosis sebanyak 25g per 3kg bibit. Masukkan juga biji buncis kedalam lubang, 2 butir biji setiap lubang, selanjutnya tutup dengan menggunakan tanah.
4. Pemupukan Tanah
Ini dilakukan pada ketika sedang olah tanah sebelum bedengan dilakukan, supaya pupuk dasar terpendam dalam bedengan. Komposisinya adalah Phonska 120 kg/ha, ZA 150 kg/ha, phospat 100 kg/ha. Lalu diberikan pupuk lanjutan yang dilakukan pada ketika tanaman berusia 7 – 30 hst, dengan cara campuran air dan pupuk dikocorkan kelubang tanaman dengan memakai takaran 200 – 250 ml tiap lubang tanaman. Komposisinya adalah NPK 35 – 45 kg/ha, insektisida yang bahannya aktif karbofuran 7kg/ha. Pemupukan tersebut dikerjakan 1 minggu sekali. Guna pemupukan seminggu 2-4 kali, telah tak memakai insektisida. Berikan insektisida guna membasmi hama yang terdapat didalam tanah.
Untuk pemupukan selanjutnya dilakukan pada ketika tanaman umur berumur 35 hst serta seterusnya. Komposisinya adalah NPK 280 kg/ha ataupun campuran Phonska + ZA 300 kg/ha. Untuk cara pemupukannya adalah tanah ditugal sedalam 5cm pupuk dimasukkan kedalam lubang lalu ditutup dengan memakai tanah. Jarak pupuk dengan batang tanaman buncis sekitar 5 cm. Pemupukan sendiri bisa dilakukan dengan interval selama 10 – 15 hari.
Baca Juga :
Menawan!! Budidaya Paprika Dalam Greenhouse5. Pemeliharaan dan Perawatan
Penyiangan serta pembersihan gulma dikerjakan 2 minggu sekali. Untuk penyiraman dikerjakan 1 minggu sekali dan sesudah pemberian pupuk ataupun apabila tanah bedengan nampak kering. Cara penyiraman adalah parit dialiri air seperempat dari tinggi bedengan, lalu segera buang air penyiraman supaya bedengan cepat tiris guna menjaga tingkat kelembapan tanah. Pemasangan tajuk dikerjakan saat tanaman berusia 10 hst. Tinggi dari tajuk sekitar 150 – 200 cm supaya batang serta daun bisa berkembang secara leluasa. Anda dapat memasangkan tali gawar atau sering disebut tali salaran guna menghubungkan antar tajuk guna perambatan tanaman.
6. Daftar Hama Penyakit Penyerang Buncis
- Hama Ulat Polong
Ulat penggerek polong ini mempunyai berkepala hitam ini mula-mula mampunyai tubuh yang warnanya hijau pucat, lalu jadi kemerahan. Tubuh ulat polong bentuknya silindris dengan panjang berkisar 15 mm.
- Hama Ulat Penggulung Daun
Ulat penggulung daun ini mempunyai tubuh yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning hingga putih buram. Ulat selanjutnya menjadi kepompong serta akhirnya menjadi ngengat dengan sayap warnanya kuning berbercak hitam.
- Hama Kutu Daun
Kutu daun atau disebut Aphis gossypii mempunyai warna hijau tua sampai hitam ataupun kuning cokelat. Hama ini sering menghasilkan embun madu jadi sering dikerumuni semut. Kutu ini dapat merusak tanaman dengan mengisap cairan yang ada pada tanaman.
- Penyakit Embun Tepung
Penyakit embun tepung bisa diakibatkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan sendiri membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang bentuknya seperti tabung serta bulat telur.
- Penyakit Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium bisa diakibatkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp.phaseoli. Miseliumnya dapat berupa benang yang warnanya putih. Cendawan bisa hidup di dalam tanah serta menginfeksi bagian akar.
- Penyakit Hawar Daun
Penyakit hawar daun sering diakibatkan oleh bakteri Xanthomonas campestris. Bakteri tersebut masuk dan menyerang lewat luka bekas gigitan serangga, saluran dari hidatoda pada tepi daun, stomata, ataupun sistem perakaran tanaman.
7. Pemanenan Buncis
Tanaman buncis ini sudah mulai bisa Anda panen ketika tanaman sekitar 45 hst. Untuk buah yang siap dipetik warnanya putih bersih, padat. Pemanenan bisa dilakukan dengan interval selama 2-3 hari. Pemanenan sendiri bisa dilakukan hingga sebanyak 20 x panen dalam 1 kali budidaya, bergantung juga pada jenis varietas serta cara perawatannya.
0 Response to "Budidaya Buncis dengan Mulsa Plastik"
Posting Komentar